Thursday, May 7, 2009

11 WNI MENUNGGU VONIS PENGADILAN AUSTRALIA BARAT

Sebanyak 11 orang warga negara Indonesia (WNI) yang "mengaku bersalah" dalam persidangan kasus penyelundupan manusia di Pengadilan Magistrat Perth 22 April lalu sedang menunggu vonis hukuman pengadilan dalam persidangan lanjutan kasus mereka 15 Mei mendatang.

"Dalam sidang tanggal 15 Mei itu, ke-sebelas warga kita itu menunggu vonis pengadilan," kata Konsul Fungsi Pensosbud Konsulat RI di Perth Ricky Suhendar, kepada ANTARA, Kamis, sehubungan dengan perkembangan terkini proses hukum WNI yang didakwa menyelundupkan pencari suaka asing ke Australia.

Ke-11 WNI yang sudah mengaku bersalah dalam persidangan 22 April lalu itu adalah Ali Topan Samsir, Mukhlis Ahmad, Hamirudin, Arsil, Arman, Yan Tonce, Laode Tarsi, Ade Haidar, Mimu, Junaidi, dan Sultan Ele, katanya.

Tiga WNI lain yang tidak mengaku bersalah dalam persidangan pengadilan sebelumnya adalah Abdul Hamid Daeng Siga, Sumarto, dan Ibrahim Ferdi. "Ketiganya akan kembali mengikuti persidangan pada 20 Mei," katanya.

Ricky tidak hendak berspekulasi tentang vonis hukuman yang akan dijatuhkan Pengadilan Magistrat Perth kepad masing-masing WNI ini namun sesuai dengan hukum Australia, mereka yang terbukti menyelundupkan lima atau lebih warga asing ke negara itu diancam hukuman maksimal 20 tahun penjara.

Namun, merujuk pada vonis yang telah dijatuhkan Pengadilan Magistrat Perth kepada tiga orang WNI sebelumnya, yakni Abdul Hamid, Amos Ndolo, dan Man Pombili, masa hukuman penjara berkisar antara lima dan enam tahun.

Kasus-kasus penyelundupan ratusan orang pencari suaka asing ke Australia yang melibatkan belasan nakhoda perahu asal Indonesia itu terjadi sejak September 2008.

Mereka umumnya berasal dari Kawasan Timur Indonesia, seperti Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Selatan (Sumsel).

Sejak Januari hingga 5 Mei 2009, sudah 11 perahu pengangkut pencari suaka asing ditangkap aparat keamanan laut Australia atau jauh melampaui jumlah kapal yang menerobos perairan negara itu tahun lalu.

Para pencari suaka dan nakhoda perahu yang mengangkut mereka dibawa ke Pusat Penahanan Imigrasi Australia di Pulau Christmas untuk kepentingan penyidikan lebih lanjut. Total jumlah pencari suaka yang ditahan di Pulau Christmas itu diperkirakan mencapai 315 orang.

Dalam menangani aksi kejahatan penyelundupan manusia dan migran gelap, pemerintah Australia bekerja sama dengan negara-negara mitra di kawasan Asia Pasifik melalui forum "Bali Process" beranggotakan 42 negara.

Forum pertemuan tingkat menteri "Bali Process" merupakan inisiatif bersama Australia dan Indonesia untuk memperkuat komitmen bersama negara asal, negara transit dan negara tujuan terhadap penanganan aksi-aksi kejahatan penyelundupan manusia dan perdagangan orang.

*) My news for ANTARA on May 7, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity