Direktur Promosi Luar Negeri Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) RI, I Gde Pitana, mengatakan, pihaknya kini menerapkan strategi pemasaran yang langsung ke jantung komunitas pelaku industri pariwisata negara-negara sasaran, termasuk Australia."Metode promosi pariwisata kita sekarang ini diarahkan langsung ke komunitas (pasar). Kalau dulu kita sempat menyiarkan promosi pariwisata kita di Stasiun TV CNN atau pun Harian Kompas tapi kita tak mudah mengetahui seberapa banyak turis asing yang terpapar, terpengaruh, dan datang ke Indonesia," katanya.
Dalam perbincangannya dengan ANTARA di Brisbane, Rabu malam, berkaitan misi penjualan (sales mission) pariwisata bertajuk "Bali and Beyond" yang dipimpinnya, Pitana mengatakan, pihaknya sudah meninggalkan metode promosi gaya lama seperti iklan di TV CNN yang per 30 detik tayang menghabiskan ongkos Rp70 juta itu.
Sehubungan dengan misi penjualan Depbudpar RI di kota Sydney, Brisbane, Melbourne (Australia) dan Wellington (Selandia Baru) itu, ia membawa 18 pelaku industri pariwisata (seller) Indonesia, khususnya Bali, untuk dipertemukan langsung dengan para "wholeseller" (biro perjalanan wisata utama) dari dua negara itu.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Sydney, Selasa (14/4), sebanyak 119 'wholeseller", agen wisata, dan para penjual tiket di "flight center" Australia berdialog langsung dengan 18 orang mitra Indonesia mereka, katanya.
"Kalau pembeli banyak yang datang, kita sudah punya harapan bahwa akan ada yang beli. Di Brisbane, sudah ada 94 'wholeseller' Australia yang sudah mengonfirmasi rencana kedatangannya pada acara Kamis malam (16/4)," kata Pitana.
Sepanjang Tahun Kunjungan Wisata Indonesia (VIY) 2009 yang tema "bahari", "pertemuan" "insentif", "konvension" dan "pameran" (marine and MICE) itu, pihaknya menargetkan kunjungan 480 ribu turis Australia ke Indonesia atau naik dari target VIY 2008 sebesar 380 ribu orang, katanya.
Sementara itu, Direktur Penjualan Nusa Dua Beach Hotel & SPA Bali, Gede Parmita, mengatakan, ia optimistis target pemerintah mendatangkan 480 ribu wisatawan Australia ke Indonesia itu dapat tercapai dan kini semua hotel di Bali "sedang fokus pada pasar Australia".
"Sejauh ini, wisatawan Australia menduduki urutan kedua terbesar setelah Rusia yang menginap di hotel kami dengan 'length of stay' (masa menginap) lima hingga tujuh hari," katanya.
Dari misi penjualan Depbudpar RI ke Australia ini, ia mendapati para "wholeseller" yang ditemuinya dalam acara yang berlangsung di Hotel Novotel Darling Harbour Sydney Selasa (14/4) itu tampak "sangat antusias". "Saya yakin hasil pembicaraan dengan mereka prospektif sekali," kata Parmita.
Setelah kota Sydney dan Brisbane, delegasi misi penjualan pariwisata RI melanjutkan kegiatan yang sama di Melbourne pada 20 April sebelum terbang ke Wellington.
*) My news for ANTARA on April 15, 2009

No comments:
Post a Comment