Sunday, April 26, 2009

NAPI MULAI IKUT PELATIHAN SHALAT KHUSYU'

Pelatihan shalat khusyu' kini mulai "merambah" lembaga pemasyarakatan (LP) di Indonesia karena terapi spiritual ini dianggap dapat membantu para narapidana kembali menjadi manusia yang baik saat kembali ke masyarakat, kata Cendekiawan Muslim Abu Sangkan.

"Pelatihan shalat khusyu' pertama kali kita lakukan di Penjara Paledang Bogor sekitar dua bulan lalu," katanya kepada ANTARA usai memberikan pelatihan shalat khusyu' kepada sekitar 80 warga Indonesia di kampus Universitas Griffith, Brisbane, Sabtu petang (25/4).

Penulis buku "Berguru Kepada Allah" dan "Abu Sangkan Menjawab" ini mengatakan, program pelatihan di Penjara Paledang itu diikuti sekitar 300 orang napi dan petugas LP. Program yang sama juga akan diberikan ke para napi LP Cipinang Jakarta tahun ini.

"Melalui pelatihan ini, kita mencoba membenarkan memori para napi supaya mereka balik menjadi orang baik setelah masa tahanan mereka selesai," katanya.

Sebelumnya, pendiri "Shalat Center" Bekasi ini juga menyinggung tentang keinginannya membantu upaya penyembuhan para calon anggota legislatif (caleg) yang mengalami stres berat karena gagal memenuhi ambisinya dalam Pemilu legislatif 9 April lalu.

Terapi shalat "sangat dapat" membantu upaya penyembuhan para caleg Muslim yang stres tanpa harus diberi obat-obatan penenang untuk menurunkan ketegangan syaraf di otaknya, kata penulis buku populer "Pelatihan Shalat Khusyu' - Shalat Sebagai Meditasi Tertinggi dalam Islam" itu.

Abu Sangkan mengatakan, pelatihan shalat khusyu' ini tidak hanya bermanfaat dari aspek spiritualitas tetapi juga telah terbukti dapat membantu para peserta yang menderita diabetes sembuh dari penyakitnya.

Dalam pelatihan yang berlangsung sekitar tujuh jam itu, ia mengulas perihal shalat khusyu' itu dari filosofi shalat dari aspek kejiwaan manusia dan Qur'ani, serta mendampingi para peserta melakukan praktik shalat yang benar.

Abu Sangkan berada di Australia dari 9 hingga 29 April untuk memberikan pelatihan kepada komunitas Muslim Indonesia. Sebelum ke Brisbane, ia telah pun memberikan pelatihan di Perth, Adelaide, dan Melbourne. Dari Brisbane, ia bertolak ke Sydney dalam misi yang sama sebelum kembali ke Tanah Air.

*) My news for ANTARA on April 26, 2009

1 comment:

Ade said...

Hi bang Rahmad.
I was looking for Sholat Khusyu' information in Medan when I found your blog.
I am Ade from medan. I am planning to take doctoral degree in computer science in Australia. Could you please share information about university/college in Australia? The ranking, the culture and everything around it.
Thanks before :)

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity