Monday, April 20, 2009

"JUALAN" WISATA RI DISAMBUT ANTUSIAS DI AUSTRALIA

Misi penjualan pariwisata Indonesia yang diisi dengan acara "table top" di Hotel Windsor Melbourne, Senin malam, mendapat sambutan antusias dari 150 agen wisata Australia, kata Direktur Pengembangan Pasar Ditjen Pemasaran Depbupar RI, Syamsul Lussa.

"Jumlah 'tour operator' (agen wisata-red.) yang hadir melebihi target kita. Sebelumnya kita menargetkan 130 'buyers' (pembeli)," katanya.

Dalam acara "table top" atau pertemuan langsung antara 18 orang pelaku bisnis pariwisata nasional dan 150 agen wisata Australia, termasuk beberapa "wholeseller" (biro perjalanan wisata utama), itu berlangsung setelah Syamsul menyampaikan presentasi tentang perkembangan terkini industri pariwisata Indonesia.

Di tengah krisis ekonomi global saat ini, pola perjalanan turis Australia agaknya berubah dari ke negara-negara yang jauh dan menengah seperti Amerika dan Eropa ke negara tetangga Australia, khususnya Indonesia, katanya.

Misi penjualan yang menjadi bagian dari upaya serius Depbudpar RI menggarap pasar Australia diharapkan dapat membantu pencapaian target kunjungan 480 ribu orang turis negara itu ke Indonesia pada 2009, katanya.

"Kita optimistis dapat mencapai target 480 ribu orang turis Australia tahun ini," katanya.

Menjawab pertanyaan tentang harapan agen wisata Australia pada paket-paket wiasta yang ditawarkan Indonesia, ia mengatakan, umumnya mereka mengharapkan paket-paket wisata yang lebih kompetitif.

Sejauh ini, Syamsul melihat harga paket wisata yang dijual Indonesia umumnya masih di atas harga rata-rata paket wisata yang dipasarkan Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam dan Filipina.

"Paket-paket wisata kita sejauh ini hanya bisa mengalahkan Singapura dari sisi harga sedangkan Malaysia dan beberapa negara lainnya menawarkan paket yang lebih murah dengan jumlah hari yang sama kendati ini 'seasonal' sekali," katanya.

Bagi operator industri pariwata Indonesia, perkembangan harga-harga paket wisata yang ditawarkan beberapa negara lain di kawasan Asia Tenggara itu perlu dipelajari mengingat Indonesia dan negara-negara tersebut sama-sama membidik pasar Australia, katanya.

Sejak 2007, Indonesia semakin serius menggarap pasar wisatawan Australia. Keseriusan itu, katanya, semakin tampak sejak 2008 dimana Depbudpar bersama kantor-kantor perwakilan RI di seluruh Australia aktif menyelenggarakan dan mengikuti kegiatan-kegiatan promosi pariwisata, katanya.

Berbagai elemen masyarakat Indonesia di Australia, seperti perhimpunan pelajar dan mahasiswa, juga dapat mendukung promosi pariwisata Indonesia melalui kegiatan-kegiatan mereka dengan memanfaatkan isi situs http://www.indonesia.travel, katanya.

Misi penjualan pariwisata Indonesia bertema "Bali and Beyond" ini sebelumnya juga diselenggarakan di Sydney dan Brisbane.

Pada misi yang sama di Sydney 14 April lalu, 18 orang "penjual" Indonesia bertemu dengan 119 agen wisata Australia, sedangkan di Brisbane 16 April, mereka bertemu dengan 98 agen wisata setempat.

Setelah dari Melbourne, delegasi misi penjualan pariwisata Indonesia yang dipimpin langsung Syamsul Lussa akan bertolak ke Selandia Baru untuk melanjutkan misi yang sama di Wellington (22/4) dan Auckland (23/4).

Tahun lalu, misi yang sama juga dilakukan Depbudpar RI di Australia dan Selandia Baru untuk mendukung VIY 2008.

*) My news for ANTARA on April 20, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity