Sebanyak 31 pencari suaka yang menderita luka bakar serius setelah kapal kayu yang menyeberangkan mereka ke perairan Australia meledak, Kamis pagi (16/4), sudah diangkut ke rumah sakit di Darwin, Broome, dan Perth untuk mendapat perawatan medis.Rumah sakit Darwin menerima delapan orang yang mengalami luka bakar sangat serius, RS Broome satu orang dan RS di Perth 22 orang, demikian media Australia melaporkan Jumat pagi.
Menteri Imigrasi dan Kewarganegaraan Australia, Chris Evans, seperti dikutip AAP, belum dapat memastikan penyebab terjadinya ledakan yang menewaskan tiga orang dan mengakibatkan hilangnya dua orang lainnya itu.
Dalam peristiwa ledakan di atas kapal kayu berpenumpang 47 orang pencari suaka dan dua orang awak itu, tiga orang personil Angkatan Bersenjata Australia yang mengawal mereka juga dilaporkan terluka.
Sehari sebelumnya media Australia melaporkan bahwa para pencari suaka itu diduga berasal dari Afghanistan namun tidak menyinggung status kewarganegaraan kedua awak kapalnya.
Hubungi KBRI
Hanya saja, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia sudah menghubungi KBRI Canberra mengenai peristiwa ini.
Seperti disampaikan Pejabat Konsul RI di Perth, Andi A.Bastari, kepada ANTARA Kamis, pihaknya sudah diberi tahu pejabat kekonsuleran KBRI Canberra mengenai kejadian ini berdasarkan informasi dari DFAT.
"Kami sudah diberi tahu pejabat kekonsuleran KBRI Canberra mengenai kejadian ini berdasarkan informasi dari Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia di Canberra tapi kami belum mendapat penjelasan dari kantor Imigrasi Australia di Perth," katanya.
Konsulat RI Perth, kata Andi, terus memantau perkembangan kasus ini namun belum mengetahui nasib nakhoda maupun awak kapal pengangkut pencari suaka yang ditangkap kapal perang Australia, HMAS Albany, sekitar dua mil dari Pulau Karang Ashmore, 14 April lalu itu.
Musibah ledakan itu dilaporkan terjadi pada saat kapal perang HMAS Albany memandu kapal pengangkut para pencari suaka dari perairan Pulau Karang Ashmore menuju Pulau Christmas, Australia Barat, Kamis pagi.
Kapal ini merupakan kapal pengangkut migran gelap ke-enam yang ditangkap di perairan Australia. Pada 8 April lalu, sebuah kapal berpenumpang 45 orang warga asing juga tiba di Pulau Christmas.
Dalam menangani aksi kejahatan penyelundupan manusia dan migran gelap, pemerintah Australia bekerja sama dengan negara-negara mitra di kawasan Asia Pasifik melalui forum "Bali Process" beranggotakan 42 negara.
Forum pertemuan tingkat menteri "Bali Process" merupakan inisiatif bersama Australia dan Indonesia untuk memperkuat komitmen bersama negara asal, negara transit dan negara tujuan untuk merespons aksi-aksi kejahatan penyelundupan manusia dan perdagangan orang.
Dalam beberapa tahun terakhir ini , Australia terus diganggu dengan kedatangan kapal-kapal pencari suaka.
Sepanjang 2008, otoritas keamanan Australia menangkap 162 orang pencari suaka dengan tujuh kapal. Para pencari suaka dan awak kapal pengangkut mereka dibawa ke Pulau Christmas untuk menjalani pemeriksaan.
*) My news for ANTARA on April 17, 2009

No comments:
Post a Comment