Wartawati Indonesia pemenang Elizabeth O'Neill Journalism Award (EONJA) 2008, Kartika Sari, Senin, berdialog dengan pengurus dan anggota Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Universitas Queensland (UQISA) di kampus UQ, St.Lucia, tentang dinamika hubungan Indonesia-Australia.Pertemuan yang berlangsung di ruang 565 gedung rektorat "Brian Wilson Chancellery" UQ itu dihadiri Presiden UQISA, Dimas Wisnu Adrianto, Koordinator Divisi Akademik Hidayat Amir, Koordinator Divisi Informasi P.M. Erza Killian, dan anggota UQISA, M Haris Effendi.
Dalam pertemuan yang merupakan rangkaian program kegiatan redaktur eksekutif liputan luar negeri Harian Rakyat Merdeka Jakarta selaku pemenang EONJA itu, kedua pihak sepakat bahwa total diplomasi untuk memperkuat hubungan bilateral patut dilakukan publik kedua negara.
Kartika Sari mengatakan, kondisi hubungan Indonesia-Australia saat ini sangat baik walaupun kedua bangsa masih dihadapkan pada sejumlah masalah seperti ekses negatif pembelakuan peringatan perjalanan (travel advisory) level empat terhadap Indonesia dan penyelundupan migran gelap.
Wartawati Rakyat Merdeka lulusan Universitas Pancasila Jakarta itu juga menjelaskan tentang pengalamannya selama mengikuti program kegiatan EONJA yang akan berlangsung selama sebulan hingga 15 Maret, termasuk keikutsertaannya dalam Konferensi Besar Hubungan Indonesia-Australia di Sydney 19-21 Februari lalu.
Sementara itu, Presiden UQISA Dimas Wisnu Adrianto menjelaskan tentang dinamika kegiatan organisasi kemahasiswaan, kondisi mahasiswa Indonesia di UQ, dan bentuk dukungan pihak universitas terhadap program kegiatan penerbitan buletin dan "Buku untuk Anak Bangsa" UQISA.
Pihak universitas menyumbang dana sebesar 1.256 dolar Australia untuk membantu penerbitan "news letter" (buletin) tahunan UQISA dan 3.000 dolar Australia untuk membantu pengadaan dan pengiriman buku-buku bekas layak baca bagi sekolah-sekolah di Indonesia melalui program "Buku untuk Anak Bangsa", katanya.
Dimas juga meminta saran Kartika tentang bagaimana memperluas peran organisasi kemahasiswaan, seperti UQISA, dalam ikut memperbaiki persepsi publik Australia tentang hubungan kedua bangsa, dan mendorong pihak universitas untuk tidak sekadar memanfaatkan Indonesia sebagai pasar mahasiswa.
Selain berdialog dengan pengurus UQISA, Kartika juga bertemu Pimpinan Sekolah Jurnalistik dan Komunikasi UQ, Prof.Michael Bromley dan Manajer Pemasaran UQ, Alison Campbell.
Elizabeth O'Neill Journalism Award adalah program penghargaan bagi jurnalis Indonesia dan Australia yang berkomitmen tinggi untuk memupuk pemahaman yang lebih baik bagi publik kedua negara melalui peliputan media yang akurat dan proporsional.
Award itu diluncurkan pemerintah Australia untuk mengenang Elizabeth O'Neill, atase pers Kedutaan Besar Australia di Jakarta, yang meninggal dalam kecelakaan pesawat Garuda Indonesia di Yogyakarta 7 Maret 2007.
*) My news for ANTARA on March 2, 2009

No comments:
Post a Comment