Ketidakakuratan data warga negara Indonesia (WNI) yang masuk daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2009 di luar negeri seperti tampak dari sejumlah kasus surat pemberitahuan PPLN Sydney kepada WNI yang sudah tidak lagi berdomisili di Australia, telah "memubazirkan" uang rakyat.Kritik itu disampaikan Akademisi Indonesia di Universitas Queensland (UQ), Akh Muzakki, di Brisbane, Jumat, menanggapi banyaknya ditemukan kasus surat pemberitahuan PPLN Sydney kepada para WNI yang masuk DPT Pemilu 2009 padahal mereka sudah tidak lagi bermukim di Brisbane atau bahkan telah kembali ke Tanah Air.
Di antara mereka yang masih dikirimi surat pemberitahuan PPLN Sydney padahal mereka sudah tidak lagi berdomisili di wilayah St.Lucia, Brisbane dan bahkan telah kembali ke Indonesia itu adalah Mohamad Fauzi, Sri Tiatri, Alvin Irfani Krishnanoya, Andika Andrew Hasyim, David Suryaatmaja, dan Mursyid.
"Bagaimana mungkin ada banyak kasus warga kita di kawasan St.Lucia menerima surat pemberitahuan PPLN Sydney yang 'bodong'. Jelas ini bentuk kecil dari kemubaziran dana Pemilu. Biaya setiap surat itu sekitar satu dolar Australia (Rp7.675) dihitung dari biaya prangko 55 sen, cetak amplop berkop PPLN Sydney dan isi surat," katanya.
Jika surat-surat "bodong" itu hanya satu dua buah dampak dari kemubaziran uang rakyat dalam dana Pemilu itu mungkin tidak seberapa namun kalau ada 5.000 surat pemberitahuan yang "bodong", berarti ada pengeluaran yang sia-sia sebesar 5.000 dolar Australia, katanya.
"Untuk menghindari kemubaziran seperti ini, apa tidak mungkin sejak awal Deplu RI bekerja sama dengan Imigrasi RI untuk memperkuat validasi data orang-orang Indonesia yang berada di luar negeri," katanya.
Ia mengatakan, rententan kerugian akibat tidak akuratnya data DPT di luar negeri bisa sangat besar jika banyak di antara 1,5 juta WNI di luar negeri yang masuk DPT Pemilu 2009 berkasus sama dengan pengalaman sejumlah WNI di St.Lucia Australia.
*) My news for ANTARA on March 13, 2009

1 comment:
lg iseng searching narsis, dapat link berita lama ini. Untuk kasus saya, karena ternyata paspor saya sepertinya tidak terdata sudah keluar Oz, tidak distempel imigrasi. waktu itu sepertinya kembali ada "warning" di Oz immi, saat melewati loket immi, saya distop dan diminta menunggu. setelah hampir 30menit dicuekin, akhirnya saya bisa menyusul keluarga yg sudah menunggu di pesawat. dan itu tadi, paspor terlewat tidak distempel dan mungkin dianggap masih di Oz.
Post a Comment