Saturday, February 21, 2009

MENDAG PERKIRAKAN NEGOSIASI FTA RI-AUSTRALIA AKAN LEBIH CEPAT

Menteri Perdagangan Mari E Pangestu memperkirakan proses negosiasi Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) Indonesia-Australia bisa lebih cepat dengan adanya FTA Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)-Australia-Selandia Baru yang akan ditandatangani pekan depan.

"Proses negosiasi bisa cukup lama tapi ada proses yang misalnya paralel dengan penguatan institusi (capacity building) melalui dana pembangunan Australia," katanya kepada wartawan di Sydney, Jumat, berkaitan dengan rampungnya studi kelayakan bersama FTA bilateral kedua negara itu.

Mari Pangestu mengatakan, dalam penguatan institusi itu, Indonesia menekankan pada bidang pertanian, peternakan dan susu supaya para petani dan pengusaha di Tanah Air dapat lebih siap bersaing.

Ia optimis bahwa FTA bilateral dengan Australia yang sesungguhnya merupakan kemitraan ekonomi komprehensif itu tidak hanya akan meningkatkan arus perdagangan dan investasi, tetapi juga memungkinkan adanya penyerapan tenaga kerja semi terampil Indonesia oleh pasar kerja Australia.

Peluang peningkatan perdagangan dan investasi bilateral kedua negara semakin terbuka dengan adanya FTA itu nantinya sebagaimana yang kini dirasakan Malaysia dan Thailand, dua negara anggota ASEAN yang telah memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Australia, katanya.

Naskah akhir studi kelayakan bersama tentang FTA bilateral itu sendiri telah rampung dan menteri perdagangan kedua negara telah pula menerimanya dalam pertemuan mereka yang ke-delapan di Sydney, Kamis (19/2).

Menteri Perdagangan Australia, Simon Crean, mengatakan, FTA bilateral yang bersifat komprehensif ini merupakan langkah besar menuju penguatan hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara.

"Kami setuju FTA yang meliputi isu-isu perdagangan, investasi dan penguatan institusi ini merupakan cara terbaik untuk membangun kemitraan ekonomi baru kedua negara," katanya.

Penguatan institusi ini, menurut dia merupakan hal yang penting mengingat adanya perbedaan dalam perkembangan ekonomi masing-masing negara.

Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Australia tahun 2007-2008 mencapai sekitar 10,3 miliar dolar Australia. Pada periode yang sama, total nilai investasi negara berpenduduk 21 juta jiwa itu mencapai 3,4 miliar dolar.

Di antara komoditi utama ekspor Australia ke Indonesia adalah sektor peternakan (sapi hidup), perbankan dan pendidikan, gandum, minyak mentah, aluminium, dan kapas. Sebaliknya ekspor utama Indonesia ke Australia antara lain minyak mentah, emas selain uang logam emas, kertas dan kardus, serta kayu olahan.

*) My news for ANTARA on Feb 20, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity