Menteri perdagangan Indonesia dan Australia menyambut rampungnya naskah akhir studi kelayakan bersama tentang Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) bilateral kedua negara.Naskah akhir studi kelayakan bersama FTA Indonesia-Australia itu diterima Menteri Perdagangan Mari E Pangestu dan Mendag Australia Simon Crean dalam pertemuan bilateral mendag kedua negara yang ke-delapan di Sydney, Kamis.
Dalam konferensi pers bersama seusai pertemuan yang berlangsung di Hotel InterContinental Sydney itu, Mendag Simon Crean mengatakan FTA bilateral yang bersifat komprehensif ini merupakan langkah besar menuju penguatan hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara.
"Kami setuju bahwa FTA yang meliputi isu-isu perdagangan, investasi dan penguatan institusi ini merupakan cara terbaik untuk membangun kemitraan ekonomi baru kedua negara," katanya.
Simon Crean mengatakan, penguatan institusi merupakan hal yang penting mengingat adanya perbedaan dalam perkembangan ekonomi masing-masing negara.
Pandangan yang sama juga disampaikan Mari Pangestu. Mendag RI itu melihat FTA Indonesia-Australia nantinya sebagai "era baru kemitraan perdagangan yang komprehensif.
Dalam konteks ini, Mari Pangestu menekankan pentingnya penguatan institusi (capacity building) untuk membantu kedua negara mencapai hasil kerja sama ekonomi dan perdagangan yang saling menguntungkan.
Dalam bagian lain penjelasan pers mereka, Mendag Mari Pangestu dan mitranya, Simon Crean, juga menyinggung tentang rencana penandatanganan FTA Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)-Australia-Selandia Baru sebagai sarana penyatuan ekonomi kawasan.
Crean mengatakan, pasar ASEAN merupakan salah satu tujuan ekspor Australia yang penting dan Indonesia merupakan pasar terbesar di antara negara-negara anggota perhimpunan regional itu.
Kemajuan dalam liberalisasi perdagangan di kawasan dan dunia juga penting bagi upaya penanganan krisis keuangan global saat ini, katanya.
Dalam kunjungan Mendag Mari Pangestu ke Sydney, selain menghadiri pertemuan bilateral tingkat menteri ke-delapan itu, ia juga akan menghadiri konferensi hubungan Indonesia-Australia yang diikuti sekitar 140 orang anggota delegasi dari kedua negara, serta membawa misi perdagangan.
Dalam misi perdagangan itu, Mendag Mari Pangestu membawa 23 orang pengusaha menengah dan besar Indonesia yang bergerak di berbagai sektor, seperti perbankan, properti, kesehatan untuk memajukan kerja sama keperawatan, dan pertambangan.
Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Australia tahun 2007-2008 mencapai sekitar 10,3 miliar dolar Australia. Pada periode yang sama, total nilai investasi negara berpenduduk 21 juta jiwa itu mencapai 3,4 miliar dolar.
Di antara komoditi utama ekspor Australia ke Indonesia adalah sektor peternakan (sapi hidup), perbankan dan pendidikan, gandum, minyak mentah, aluminium, dan kapas. Sebaliknya ekspor utama Indonesia ke Australia antara lain minyak mentah, emas selain uang logam emas, kertas dan kardus, serta kayu olahan.
*) My news for ANTARA on Feb 19, 2009

No comments:
Post a Comment