Wednesday, December 24, 2008

PESAN NATAL KARDINAL DI TENGAH SEMANGAT BELANJA RAKYAT AUSTRALIA

Uskup Agung Sydney, Kardinal George Pell, meminta rakyat Australia mewujudkan "pelayanan cinta kasih" pada perayaan Natal dengan membantu sesama, terutama mereka yang kehilangan pekerjaan akibat dampak krisis ekonomi global.

"Kita merayakan Natal tahun ini di saat krisis ekonomi mengguncang dunia. Situasi ini tidak mungkin segera membaik, termasuk di Australia. Sudah sepantasnya fikiran utama kita bersama orang-orang yang kehilangan pekerjaan," katanya dalam pesan Natal 2008.

Dalam pesan tahunan yang dipublikasi melalui laman resmi Keuskupan Agung Sydney itu, Kardinal George Pell meminta jutaan penganut Katolik Australia ikut memperbaiki kondisi yang ada.

"Umat Kristiani tahu bahwa Tuhan tidak memiliki tangan namun melalui tangan-tangan kita (manusia) perbaikan-perbaikan dilakukan, dan kalangan di luar Kristen berharap kita mempraktikkan apa yang kita sampaikan tentang solidaritas dan dukungan," katanya.

Di saat sulit seperti ini, umat Kristiani sepatutnya bertanya tentang prioritas apa yang patut diberikan di hari Natal. "Apa yang sesungguhnya paling penting bagi kita? Dimana pesta Natal yang pantas saat ini?" tanyanya.

Kardinal Pell juga mengingatkan rakyat Australia bahwa tumpuan dunia bukanlah pusat-pusat keuangan di Wall Street New York maupun London, melainkan "gua Bethlehem".

"Mata uang terpenting bukanlah dolar atau euro melainkan pelayanan cinta kasih," katanya.

Belanja Natal

Kendati perekonomian Australia ikut diterpa krisis keuangan global, kondisi ini tidak menyurutkan semangat belanja rakyat negara itu. Laporan media setempat menyebutkan total nilai belanja keperluan Natal 2008 di seluruh Australia mencapai 38 miliar dolar Australia.

Tiga negara bagian Australia yang mencapai rekor tertinggi belanja Natal adalah New South Wales (sekitar 12 miliar dolar), Victoria (sembilan dolar dolar), dan Queensland (delapan miliar dolar). Diperkirakan tujuh miliar dolar lainnya akan dibelanjakan rakyat Australia dalam beberapa pekan setelah Natal.

Sehari setelah Natal, rakyat negeri itu memiliki tradisi belanja yang dikenal dengan sebutan "Boxing Day" (26/12). Selama lebih dari sepekan mulai 26 Desember itu, berbagai toko dan pusat perbelanjaan di berbagai kota Australia memberikan diskon besar-besaran kepada para konsumen.

Media setempat memperkirakan NSW sebagai negara bagian dengan total pengeluaran konsumen tertinggi untuk belanja "Boxing Day" 2008, yakni 300 juta dolar Australia, disusul Victoria (260 juta dolar), dan Queensland (190 juta dolar).

Kemeriahan suasana Natal di negara berpenduduk lebih dari 21 juta jiwa itu hadir di rumah-rumah warga, gedung sekolah, ruang penitipan anak (child care), sudut kota, pusat perbelanjaan, bus kota, dan acara televisi.

Di Brisbane, kota terbesar ketiga di Australia, misalnya, suasana Natal bahkan sudah dirasakan banyak warga setempat sejak awal Desember ditandai dengan munculnya aneka hiasan Natal di mana-mana.

Menjelang perayaan Natal itu, banyak pula sekolah dan kantor menggelar acara "secret Santa", yakni saling membelikan hadiah untuk teman. Dalam acara itu, penerima hadiah biasanya diminta menebak si pemberi hadiah.

Kesemarakan suasana Natal itu semakin bertambah dengan banyaknya toko yang buka hingga larut malam dan kehadiran pohon Natal "raksasa" di "Brisbane Square" dekat kompleks pusat perbelanjaan "Queen Street Mall".

Fenomena pohon Natal "raksasa" ini juga ditemukan di kota-kota besar lain, seperti Sydney dan Melbourne.

*) My news for ANTARA on Dec 25, 2008


No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity