Saturday, August 23, 2008

RIBUAN ORANG SAKSIKAN "PESONA INDONESIA" DI DARWIN

Ribuan orang warga Indonesia, Australia, dan turis asing, Sabtu malam, memadati Kebun Raya Darwin, Australia Utara, sembari menikmati pertunjukan musik dangdut dan pop serta aneka tarian daerah Indonesia dalam pagelaran "Pesona Indonesia" di panggung terbuka Amphitheatre.


Gelombang pengunjung terus memadati hamparan rumput hijau di depan panggung sejak acara mulai berlangsung pukul 17.00 waktu Darwin. Banyak di antara mereka adalah para turis asing dan orang tua Indonesia dan Australia yang datang bersama anak-anak mereka.

Sekitar satu jam, para pengunjung dihibur oleh musik gamelan sebelum acara yang turut dihadiri menteri keuangan dan menteri kesehatan dalam pemerintahan negara bagian Northern Territory (NT) serta ketua parlemen NT itu resmi dibuka Konsul RI Darwin Harbangan Napitupulu sekeitar pukul 18.25 waktu setempat.

Menurut Tommy Jus Djamal (65), warga Indonesia yang sudah menetap di Darwin sejak 1973, Pesona Indonesia 2008 yang diselenggarakan The Persatuan Indonesia pimpinan Oemar Al Jufri dan didukung penuh Konsulat RI, Garuda Indonesia, Deplu RI, Depbudpar RI, dan pemerintah NT ini sebagai "yang terbesar".

"Dari acara dan jumlah pengunjungnya, Pesona Indonesia tahun ini adalah yang terbesar dan melebihi Pesona Indonesia 2006," kata warga Indonesia asal Medan yang masih bekerja sebagai fotografer lepas ini.

Jojo, turis asal Wakayama Jepang yang sedang berkunjung ke Darwin, juga ada di antara ribuan orang pengunjung acara Pesona Indonesia yang menampilkan musisi muda, grup tari Padepokan "Ulu Chandra" Bali dan "Bagong Koessudiardjo". Jojo datang bersama tiga orang turis asal Hong Kong.

Anak muda Jepang itu mengatakan, ia mengetahui adanya acara ini dari brosur promosi Pesona Indonesia yang ia baca di sebuah kafe di pusat kota Darwin. "Saya suka ke sini, dan saya punya rencana mengunjungi Indonesia dan Thailand setelah keliling kota-kota di Australia sebelum pulang ke Jepang," katanya.

Dalam pagelaran Pesona Indonesia itu, panitia tidak hanya menyajikan rangkaian pertunjukan musik dan tarian daerah tetapi juga aneka makanan khas Indonesia dari sembilan gerai, promosi pariwisata, dan gerai yang menjual puluhan produk kerajinan tangan asal Bali, Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan.

Tari dan lagu

Grup tari dari Padepokan "Bagong Koessudiardjo" memanjakan para penonton dengan pertunjukan tari-tarian, seperti tari "Lenggang Nyai" (Jakarta), "Tortor Marpangir" (Sumatera Utara), "Payung" (Sumatera Barat), "Bajidor Kahot" (Jawa Barat), "Tifa" (NTT), "Japin" (Riau), "Gong" (Kalimantan), tari "Pergaulan" (Sulawesi), "Mambri" (Papua), dan Rapei Saman" (Nangroe Aceh Darussalam).

Tepuk tangan meriah penonton membahana ketika belasan penari putri "Rapei Saman" mempertunjukkan gerak dinamis nan serasi mereka.

Kemeriahan "Pesona Indonesia" semakin bertambah dengan tampilnya grup tari Bali "Ulu Chandra" pimpinan Wayan Sutedja, penyanyi serba bisa, Yopie Latul dan kawan-kawan, musisi muda asal NT, Yuliana Pascoe, tim kesenian Kolintang Konsulat RI Darwin, grup tari "Tunas Mekar" Darwin, dan grup "Garuda FC".

Grup tari "Ulu Chandra" yang datang dengan 21 orang personil dan akan juga tampil dalam Festival Darwin pada 25 Agustus malam itu menampilkan cerita rakyat Bali bertajuk "Cupak Sayembara" di Pesona Indonesia.

Jika Yuliana Pascoe, penyanyi muda berbakat Australia yang beribukan orang Indonesia, menghibur para pengunjung dengan lagu-lagu Barat seperti "I am so confused", "Mr.Cat Fish", "Dancing with Elvis", "Don't Make My Brown Eyes Blues", dan "Better Woman", Yopie dan kawan-kawan tampil dengan lagu pop dan dangdut.

Bersama Penyanyi Ida Ameida, Yopie menggoyang banyak penonton yang tetap bertahan dan bahkan berjoget di panggung hingga pukul 23.10 waktu Darwin dengan tembang-tembang populer, seperti "SMS", "Poco-Poco" dan "Sajojo". Yopie dan Ida menutup acara itu dengan lagu "Kemesraan".

Banyak di antara penonton yang berada di atas panggung berdansa saat lagu "Kemesraan" dinyanyikan duet penyanyi serba bisa dengan iringan organ tunggal dan seksofon.

Acara yang berlangsung lebih dari enam jam dan menjadi kegiatan puncak perayaan HUT RI ke-63 serta promosi Tahun Kunjungan Wisata Indonesia itu juga dimeriahkan dengan penarikan undian tiket berkunjung ke Bali bersama Garuda. Ibu Lodi Kusa adalah orang yang memenangkan penarikan undian tersebut.

*) My news for ANTARA on August 23, 2008

1 comment:

Anonymous said...

yeah! its much better,

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity