Sunday, June 1, 2008

KRI ARUNG SAMUDERA MERAPAT DI DARWIN-AUSTRALIA SELASA PAGI

Kapal latih TNI, KRI "Arung Samudera", diperkirakan lego jangkar di perairan Darwin pada Senin malam (2/6) sekitar pukul 21.00 waktu setempat dan baru merapat ke dermaga ibukota negara bagian Northern Territory (NT) itu Selasa pagi, kata Komandan KRI Arung Samudera, Mayor Laut (P) Eko Deni Hartono.

"Insya Allah kita (resmi) masuk Darwin Selasa pagi sekitar pukul 08.00 atau 10.00 waktu Darwin," katanya kepada ANTARA yang menghubunginya dari Brisbane, Minggu.

Sebelumnya, kapal layar tiang tinggi buatan Selandia Baru itu sudah menyinggahi Cairns, Queensland Utara.

Mayor Eko Deni mengatakan, dalam pelayaran dari Cairns ke Darwin, pihaknya berpedoman pada peta yang dikeluarkan Australia tahun 1984 atau yang lebih dikenal dengan peta "Aus No 27".

Menjelang memasuki perairan NT, posisi kapal melawan angin yang berhembus dari selatan dengan kecepatan antara tiga dan empat knot namun pihaknya berupaya tiba di kota itu sesuai dengan rencana, katanya.

Ia mengatakan, pihaknya berencana singgah di Darwin selama enam hari sebelum melanjutkan pelayaran ke Kupang. Namun rencana ini masih harus dikoordinasikan dengan otoritas Angkatan Laut Australia (RAN) dan Konsulat RI Darwin.

"Selama di Darwin, kita akan melakukan 'open ship' (berkunjung ke kapal bagi masyarakat umum) dan bersilaturahmi dengan pihak RAN maupun Konsulat RI," katanya.

KRI Arung Samudera bertolak dari Cairns menuju Darwin tanggal 20 Mei 2008. Sesaat sebelum bertolak, Mayor Eko Deni bersama 18 orang awak KRI sempat memperingati 100 Tahun Kebangkitan Nasional (Harkitnas) dengan doa bersama.

Dari Darwin, KRI Arung Samudera selanjutnya berlayar ke Kupang dan kemudian ke pangkalannya di Surabaya.

Kapal layar tiang tinggi milik TNI ini berada di Australia sejak tahun lalu. Pelayaran KRI Arung Samudera ke negeri jiran ini dimaksudkan untuk ikut menyemarakkan penyelenggaraan KTT Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Sydney pada 8-9 September 2007 bersama enam kapal layar tiang tinggi Australia.

Namun dalam pelayaran dari Cairns ke Brisbane pada 23 Agustus 2007, kapal dihadang badai besar di perairan Teluk Wide, Queensland, dan sempat terdampar di pantai Rainbow sebelum berhasil ditarik ke Brisbane.

KRI Arung Samudera berada di Queensland, khususnya Brisbane, selama sekitar sembilan bulan untuk proses perbaikan dan pemulihan akibat kerusakan yang diderita dalam musibah 23 Agustus 2007 itu.

Dipuji perwira Australia

Terhadap musibah yang menimpa KRI Arung Samudera, Perwira RAN "Bulimba" di Brisbane, Letnan Komander Larry Cook, yang ditemui ANTARA di sela acara pelepasan KRI Arung Samudera 6 Mei lalu mengatakan, ia memuji kepemimpinan Mayor Eko Deni yang berhasil menyelamatkan kapal dan seluruh awaknya.

Sejak awal musibah yang menerpa KRI Arung Samudera akibat badai dan cuaca buruk yang belum pernah ada dalam sejarah iklim di Queensland Agustus lalu ia sudah menyampaikan selamat kepada Mayor Eko Deni karena di bawah kepemimpinannya di tengah cuaca yang "sangat ganas" (horrible), semua awak selamat.

Kapal layar tiang tinggi TNI AL itu mengalami kerusakan setelah dua kali dihadang cuaca buruk yang ditandai dengan angin berkecepatan 80 hingga 100 kilometer per jam. Dalam musibah itu, layar utama dan sebuah layar depan rusak.

Selain itu, satu layar lainnya juga terlipat dan baja bagian bawah yang berfungsi sebagai penyeimbang atau "stabilizer" kapal bengkok.

Pada saat kejadian, Badan Meteorologi dan Geofisika Australia mencatat curah hujan di kawasan Rainbow Beach pada saat musibah terjadi mencapai 813 milimeter atau 10 kali lebih besar dari rata-rata curah hujan bulan Agustus. Intensitas curah hujan di kawasan itu selama beberapa hari pada Agustus 2007 merupakan yang terbesar sejak tahun 1880.

Perbaikan kapal berbobot 120 ton yang sebelum dibeli pemerintah RI bernama "Advanture" ini dilakukan di fasilitas dok milik "Viking Industries Limited" Brisbane melalui anak perusahaannya, "Marine Application".

Dalam proses perbaikan, beberapa perlengkapan kapal yang rusak telah diganti dengan yang baru. Di antara yang diganti baru itu adalah "Centre boat" berbobot 3,5 ton, enam layar, dua mesin, generator dan baling-baling tiga daun.

*) My news for ANTARA on June 1, 2008

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity