Melambungnya harga minyak dunia hingga di atas 130 dolar Amerika Serikat (AS) per barel mulai memukul industri penerbangan dan jasa angkutan truk Australia.Manajemen maskapai penerbangan "Qantas" misalnya sudah memutuskan pengurangan lima persen rute penerbangan domestiknya atau setara dengan menghentikan operasi enam pesawat guna menghemat biaya bahan bakar, demikian media Australia melaporkan, Kamis.
Di antara rute penerbangan yang dihentikan sementara waktu adalah Gold Coast-Sydney dan Uluru (Ayers Rock)-Melbourne.
Jaringan pemberitaan ABC dan Stasiun Televisi "Channel Seven" lebih lanjut melaporkan ratusan orang teknisi Qantas di Brisbane dan Sydney mengadakan rapat menyusul belum tercapainya kesepakatan antara mereka dan manajemen tentang tuntutan kenaikan gaji.
Kelompok pekerja menuntut kenaikan upah sebesar lima persen sedangkan manajemen sejauh ini bertahan dengan tawaran tiga persen.
Sehari sebelumnya, manajemen Qantas sudah merencanakan pemangkasan jumlah pekerjanya sebagai langkah efisiensi perusahaan akibat melambungnya harga bahan bakar.
Kenaikan biaya bahan bakar yang harus ditanggung Qantas diperkirakan manajemen maskapai penerbangan nasional Australia ini mencapai lebih dari dua miliar dolar Australia tahun depan atau sekitar 35 persen dari total pengeluaran perusahaan.
Imbas dari kenaikan harga minyak dunia itu juga dirasakan para supir truk di negara itu. Sekretaris Serikat Pekerja Angkutan (TWU) Australia, Hughie Williams, seperti dikutip ABC mengatakan, banyak di antara anggotanya kini tidak lagi sanggup beroperasi.
Di antara para supir truk itu, banyak yang sudah meneken kontrak selama empat hingga lima tahun dengan mit
ra bisnis mereka jauh sebelum harga minyak dunia melambung.
Akibatnya, mereka tidak mampu menanggung beban biaya tambahan akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), katanya.
Untuk meringankan beban para supir, Williams mengimbau pemerintah federal berani menekan kalangan industri minyak di Australia untuk memotong sedikit margin keuntungan mereka demi kepentingan publik.
Kenaikan harga BBM yang sudah dirasakan dampaknya oleh rakyat dan kalangan industri itu menggelinding menjadi isu politik yang panas dalam serangkaian perdebatan parlemen federal di Canberra dalam pekan ini.
Kelompok oposisi menyerang Perdana Menteri Kevin Rudd berkaitan dengan kebijakan pemerintahannya yang lebih mengikuti saran Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (ACCC) tentang badan pemantau harga BBM secara "online" daripada mendengarkan saran empat departemen di pemerintahannya.
Di kota Brisbane dan sekitarnya, harga per liter bensin yang dipatok beberapa pompa bensin (SPBU) seperti Caltex, Matilda, Independent, Caltex/Woolworths dan Coles Express berkisar antara 139.5 sen dan 140.3 sen dolar Australia.

No comments:
Post a Comment