ANTARA yang ikut menghadiri acara itu melaporkan, suasana akrab sangat terasa di antara dua komunitas Indonesia berbeda agama ini. Bahkan, beberapa orang Muslimah berjilbab berbaur dengan para jamaat perempuan gereja yang terletak di Jalan Koolinda Crescent 53, Karama, Darwin itu.
Di antara menu makan malam yang disajikan para jamaat dalam acara yang turut dihadiri beberapa orang staf Konsulat RI Darwin dan warga Australia yang pernah aktif dalam kegiatan syiar Kristen di daerah Jawa dan Sulawesi itu merupakan "buah tangan" anggota komunitas Muslim yang hadir.
Kilas balik 10 tahun perjalanan sejarah Gereja "Indonesian Uniting Church" Philadelphia disampaikan Pendeta Salomo bersama seorang pendeta Australia. Namun wakil komunitas Muslim Indonesia di Darwin juga diberi kesempatan untuk menyampaikan ucapan selamat.
Dalam pidato singkatnya, Syafrin Basaruddin yang mewakili komunitas Muslim Indonesia di Darwin, berharap kedua komunitas bisa terus memperkuat kekompakan yang selama berpuluh tahun berjalan.
Syafrin mengatakan, kehadiran warga Muslim Indonesia di acara syukuran seperti ini merupakan kebiasaan positif yang tetap terpelihara sejak lama baik di Tanah Air maupun di perantauan. "Walaupun kita berbeda iman tapi kita tetap bersaudara," kata Syafrin.
Konsul RI di Darwin, Harbangan Napitupulu, dalam sambutannya mengatakan, selama ini, para jamaat Gereja Philadelphia telah turut memberikan kontribusi positif bagi terjaganya semangat kebersamaan dan kebangsaan di kalangan komunitas Indonesia di negara bagian Northern Territory (NT).
Selain itu, Pendeta Salomo Bangun juga ikut membina spiritualitas para nelayan Indonesia beragama Kristen yang sedang ditahan di Pusat Penahanan Imigrasi Australia di Darwin.
Dalam acara peringatan 10 tahun berdirinya Gereja "Philadelphia" itu, para tamu dihibur dengan suguhan lagu dan tarian tradisional masyarakat Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.
Di kota Darwin dan sekitarnya, tinggal ratusan orang warga Indonesia baik yang menikah dengan sesama orang Indonesia maupun Australia. Mereka umumnya berasal dari kawasan timur Indonesia. Beberapa di antara mereka menetap di Darwin sejak sebelum dan sesudah bencana Siklon Tracy tahun 1974.

No comments:
Post a Comment