Monday, May 26, 2008

"GEREJA PHILADELPHIA" DARWIN TAUTKAN PERSAUDARAAN KEBANGSAAN INDONESIA

Puluhan jamaat Persekutuan Gereja Indonesia "Philadelphia" Darwin, Australia, Minggu malam, merayakan hari jadi (HUT) ke-sepuluh gejera yang dipimpin Pendeta Salomo Bangun itu dalam sebuah acara yang turut dihadiri Konsul RI di Darwin, Harbangan Napitupulu, dan belasan anggota komunitas Muslim di kota itu.

ANTARA yang ikut menghadiri acara itu melaporkan, suasana akrab sangat terasa di antara dua komunitas Indonesia berbeda agama ini. Bahkan, beberapa orang Muslimah berjilbab berbaur dengan para jamaat perempuan gereja yang terletak di Jalan Koolinda Crescent 53, Karama, Darwin itu.

Di antara menu makan malam yang disajikan para jamaat dalam acara yang turut dihadiri beberapa orang staf Konsulat RI Darwin dan warga Australia yang pernah aktif dalam kegiatan syiar Kristen di daerah Jawa dan Sulawesi itu merupakan "buah tangan" anggota komunitas Muslim yang hadir.

Kilas balik 10 tahun perjalanan sejarah Gereja "Indonesian Uniting Church" Philadelphia disampaikan Pendeta Salomo bersama seorang pendeta Australia. Namun wakil komunitas Muslim Indonesia di Darwin juga diberi kesempatan untuk menyampaikan ucapan selamat.

Dalam pidato singkatnya, Syafrin Basaruddin yang mewakili komunitas Muslim Indonesia di Darwin, berharap kedua komunitas bisa terus memperkuat kekompakan yang selama berpuluh tahun berjalan.

Syafrin mengatakan, kehadiran warga Muslim Indonesia di acara syukuran seperti ini merupakan kebiasaan positif yang tetap terpelihara sejak lama baik di Tanah Air maupun di perantauan. "Walaupun kita berbeda iman tapi kita tetap bersaudara," kata Syafrin.

Konsul RI di Darwin, Harbangan Napitupulu, dalam sambutannya mengatakan, selama ini, para jamaat Gereja Philadelphia telah turut memberikan kontribusi positif bagi terjaganya semangat kebersamaan dan kebangsaan di kalangan komunitas Indonesia di negara bagian Northern Territory (NT).

Selain itu, Pendeta Salomo Bangun juga ikut membina spiritualitas para nelayan Indonesia beragama Kristen yang sedang ditahan di Pusat Penahanan Imigrasi Australia di Darwin.

Dalam acara peringatan 10 tahun berdirinya Gereja "Philadelphia" itu, para tamu dihibur dengan suguhan lagu dan tarian tradisional masyarakat Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.

Di kota Darwin dan sekitarnya, tinggal ratusan orang warga Indonesia baik yang menikah dengan sesama orang Indonesia maupun Australia. Mereka umumnya berasal dari kawasan timur Indonesia. Beberapa di antara mereka menetap di Darwin sejak sebelum dan sesudah bencana Siklon Tracy tahun 1974.

*) My news for ANTARA on May 26, 2008

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity