Thursday, October 1, 2009

SEMANGAT BANTU KORBAN GEMPA SUMBAR "MARAK" DI AUSTRALIA

Berbagai elemen masyarakat Indonesia di berbagai kota di Australia menggalang aksi pengumpulan bantuan kemanusiaan bagi para korban bencana gempa bumi Sumatera Barat (Sumbar).

Di Sydney misalnya, komunitas Indonesia yang berhimpun dalam "Minang Saiyo" melakukan aksi pengumpulan dana bantuan bencana lewat rekening organisasi itu, demikian koresponden ANTARA melaporkan dari Brisbane, Kamis malam.

Sejauh ini, jumlah uang yang sudah terkumpul dari aksi solidaritas komunitas "Minang Saiyo" di Sydney itu sudah mencapai 1.350 dolar Australia. Dana kemanusiaan yang terkumpul diperkirakan akan terus bertambah.

Sebelumnya Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di KBRI Canberra Dr.Aris Junaidi telah mengimbau belasan ribu pelajar dan mahasiswa Indonesia di Australia agar ikut menggalang dana kemanusiaan bagi para korban bencana di Tanah Air, termasuk gempa Sumbar.

"Selain fokus pada kegiatan perkuliahan, mahasiswa kita harus juga peka pada situasi di Tanah Air. Sebagai bentuk rasa simpati, penggalangan dana bagi para korban adalah kegiatan yang sangat simpatik," katanya di sela kunjungan kerjanya bersama dua diplomat dan atase Polri di KBRI Canberra ke Adelaide, Kamis.

Aris Junaidi mengatakan, ia sangat mendukung penggalangan dana kemanusiaan bagi para korban bencana Sumbar yang dilakukan di sela pertemuan dirinya dan ketiga unsur KBRI Canberra dengan sekitar seratus orang mahasiswa dan warga Indonesia di kampus Universitas Flinders, Australia Selatan, Kamis.

Penggalangan dana bantuan bagi para korban gempa bumi berkekuatan 7,6 pada Skala Richter yang memporakporandakan kota Padang dan beberapa wilayah lain di Sumbar hari Rabu (30/9) pukul 17.16 WIB itu sepatutnya pula dilakukan komunitas pelajar dan mahasiswa Indonesia lainnya di seluruh Australia.

"Setidaknya ada enam belas ribu orang pelajar dan mahasiswa kita di Australia saat ini," katanya.

Himbauan Adikbud RI di KBRI Canberra Aris Junaidi ini ditanggapi positif pengurus Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Universitas Queensland (UQISA).

Kepada ANTARA yang menghubunginya secara terpisah, Presiden UQISA, Cecep Setiawan, mengatakan, pihaknya mengapresiasi himbauan Adikbud RI di Canberra itu dengan menggelar aksi penggalangan dana "Dompet Peduli Sumatera".

"Kami mengimbau komunitas mahasiswa Indonesia di UQ agar untuk membantu 'dompet peduli' UQISA bagi para korban gempa Sumbar," katanya.

Simpati Australia

Cecep mengatakan, pihaknya juga menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Premier (Kepala Pemerintah) Negara Bagian Queensland Anna Bligh atas keprihatinan dan empatinya yang mendalam kepada para korban bencana alam yang terjadi di Indonesia, Samoa, Filipina dan Vietnam," katanya.

Sebagai wujud dari keprihatinannya itu, Anna Bligh bersama sejumlah menteri dan anggota Parlemen Queensland mengadakan pertemuan dengan para wakil Palang Merah Australia serta komunitas Indonesia, Samoa, Filipina dan Vietnam yang ada di kota Brisbane dan sekitarnya, katanya.

Pada pertemuan yang membahas upaya bantuan bagi para korban bencana, termasuk pembentukan "Premier Disaster Relief Appeal" itu, komunitas Indonesia diwakili enam orang.

Selain Cecep Setiawan, juga hadir Presiden Perhimpunan Masyarakat Indonesia (PIQ), Hendry Baiquni, Andri Setiawan (Perhimpunan Komunitas Muslim Indonesia di Brisbane), Malia Ritaningsih (Aliansi Seni Australia-Indonesia), Hamid Mawardi (PIQ), dan Taufan Akbar Mawardi (Pemuda Muslim Asia Tenggara di Brisbane).

Sementara itu, dalam perkembangan lain, Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith juga menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para korban dan keluarga korban bencana yang telah menewaskan sedikitnya 364 orang dan melukai sedikitnya 2.177 orang warga Sumbar itu.

"Hati kita tertuju pada Indonesia dan warga Indonesia yang terkena dampak bencana ini," katanya dalam penjelasan persnya kepada media setempat.

Menlu Smith juga menegaskan kesediaan Australia mengulurkan bantuannya kepada Indonesia jika diminta.

Gempa dahsyat yang melanda Sumbar itu tidak hanya menewaskan ratusan orang dan melukai ribuan orang lainnya tetapi juga merusak sedikitnya 2.650 bangunan.

*) My updated news for ANTARA on Oct 1, 2009

2 comments:

Anonymous said...

If some one wishes expert view about running a blog after that i suggest him/her to pay a quick visit this website, Keep
up the pleasant job.

Feel free to visit my homepage; 眼鏡レイバン

Anonymous said...

Asking questions are in fact nice thing if you are not understanding something totally, except this article provides good understanding yet.


my weblog ... オークリー

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity